Perilaku.Bullying Pada Anak,Ini Faktor Penyebabnya

    Perilaku.Bullying Pada Anak,Ini Faktor Penyebabnya
    Hanifah FadilLah Hajir, Mahasiswa Prodi PGSD Universitas Adzakia Padang

    Bagaimana bullying sering terjadi pada anak? Bullying ini termasuk perilaku menyimpang dan sering terjadi dimana-mana, efek yang diterima akan berpengaruh pada perkembangannya baik pelaku maupun korban.
    Bullying merupakan suatu bentuk penindasan atau kekerasan yang sengaja dilakukan oleh seseorang ataupun sekelompok orang yang merasa dirinya lebih berkuasa, dengan melakukan perundungan secara terus menerus.


    Defenisi Bullying menurut Ken Rigby dalam Astuti (2008 ; 3) adalah “sebuah hasrat untuk menyakiti. Hasrat ini diperlihatkan ke dalam aksi, menyebabkan seseorang menderita. Aksi ini dilakukan secara langsung oleh seseorang atau sekelompok yang lebih kuat, tidak bertanggung jawab, biasanya berulang, dan dilakukan dengan perasaan senang”.
    Kebanyakan korban dari tindakan ini tidak mampu melawan karena mempersepsikan dirinya sebagai orang yang lemah dan tidak berdaya, sehingga menjadi target bullying karena merasa tidak mampu membela diri sendiri.


    Pelaku bullying dengan sengaja menyakiti korbannya dengan cara verbal, fisik, dan psikologis, menyebabkan korban menjadi trauma, hingga mengalami gangguan mental, dll.
    Beragam jenis bullying yang dapat terjadi dalam kehidupan anak. Baik itu di sekolah, lingkungan pergaulan anak, maupun dilingkungan sekitar rumah.
    Terkadang anak yang menjadi korban bullying tidak pernah memberi tahu guru ataupun orangtua tentang viktimisasi mereka. Biasanya alasan korban tidak melaporkan bullying yaitu khawatir pelaku akan marah, menjadi lebih kejam, dan perundungan yang ia terima akan semakin buruk.

    Diduga terjadi di Bandung, Jawa Barat, pada tanggal 18 november 2022 jum’at siang. Aksi bullying yang terjadi di SMP Plus Baiturrahman, mengakibatkan korban dilarikan ke Rumah Sakit karena pingsan.
    Siswa yang merupakan pelaku bullying memakaikan helm di kepala korban, Kemudian dengan sengaja menendang kepala korban berkali-kali.
    Tidak hanya menendang menggunakan kaki, pelaku juga menampar kepala korban yang sudah memakai helm dengan telapak tangan. Bahkan ada siswa lain yang ikut-ikutan menampar kepala korban.
    Aksi bullying ini harus menjadi hal yang harus diperhatikan didalam dunia pendidikan. Karena anak-anak yang sudah mulai beranjak remaja cenderung emosional, belum stabil, dan memiliki perilaku yang tidak menentu.


    Apa saja faktor-faktor penyebab perilaku bullying pada anak? Berikut beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya bullying pada anak.
    *Pertama, faktor orangtua*
    Orangtua menjadi panutan pertama bagi anak-anaknya, sehingga mereka cenderung meniru. Orangtua yang sering berperilaku kasar akan memberikan dampak negatif kepada kepribadian anak, sikapnya menjadi lebih agresif.


    Terlalu cuek dan tidak membuat peraturan atau batasan-batasan untuk anak, sehingga membuat mereka bebas malakukan apa saja tanpa memikirkan resikonya .itu tentu saja bisa mengakibatkan anak menjadi pelaku bullying.
    Sebaliknya, jika orangtua terlalu berlebihan memanjakan anak, akan membuat mereka rentan terkena bullying.


    *Kedua, faktor lingkungan sekolah*
    Sekolah adalah tempat anak untuk menempuh pendidikan , menumbuhkan akhlak dan budi pekerti yang baik. Akan tetapi, sekolah juga bisa menjadi tempat berbahaya bagi anak, karena terdapat beragam karekter anak dan cara mereka di didik pun juga berbeda-beda.
    Bullying yang terjadi karena kurangnya pengawasan dari guru dan minimnya pengetahuan tentang dampaknya terhadap anak.


    Biasanya pihak sekolah memberikan sanksi hanya berupa teguran. Padahal, efek dari perilaku bullying ini bisa fatal jika dilakukan terus menerus, tanpa adanya sanksi yang tegas untuk pelaku.
    *Ketiga, faktor media sosial*
    Hampir semua masyarakat dari berbagai kalangan menggunakan sosial media untuk mendapatkan informasi, berkomunikasi, dan bersosialisasi. Namun, dampak yang ditimbulkan tidak hanya positif tetapi juga bisa berdampak negatif.
    Sosial media dapat mempengaruhi fikiran anak. Karena banyaknya konten tidak mendidik yang menjadi contoh dan tanpa kita sadari sering ditiru oleh anak.


    *Keempat, faktor teman sebaya*
    Saat seorang anak telah memasuki masa remaja, ia tidak lagi bergantung pada keluarga, tetapi akan mencoba mencari dukungan kepada teman sebayanya. Apabila teman sebayanya memberikan pengaruh tidak baik atau negatif seperti melakukan tindakan bullying, maka akan mungkin remaja juga akan mengikuti hal yang sama supaya memperoleh dukungan dari teman sebayanya (Goodwin, 2010).
    *Kelima, faktor budaya*


    Dalam budaya indonesia, seringkali tidak ada batasan antara ranah privat dan publik. Bahkan orang yang tidak dikenal pun bisa menghakimi, dan mengkritik orang lain tanpa tahu kebenarannya. banyaknya tindakan intimidasi yang masih dianggap normal.
    Berdasarkan faktor-faktor penyebab bullying pada anak di atas, dapat kita pahami bahwa proses terjadinya tindakan tersebut tidak lepas dari latar belakang masing-masing anak yang berbeda-beda.
    Maka dari itu, hal yang menjadi dasar pencegahan bullying yaitu pentingnya pemahaman terkait perundungan itu sendiri. Terutama efek perundungan yang bisa menimbulkan trauma jangka panjang baik pelaku maupun korbannya./Penulis,
    Hanifah Fadhillah Hajir/
    Mahasiswa Prodi PGSD
    Universitas Adzkia Padang, Sumbar.

    Adi Kampai

    Adi Kampai

    Artikel Sebelumnya

    Dojang Wirabraja Sc Gemilang di event Taekwondo...

    Artikel Berikutnya

    Dihadiri Bupati Benny Utama, Ketua LKAAM...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Nagari TV, TVnya Nagari!
    Hendri Kampai: Revolusi Penulisan Rilis Berita dengan Bantuan Artificial Intelligence (AI)
    InshaAllah Jalan Lingkar Lubuk Basung Ibukota Kabupaten Agam Segera Dibangun
    Blusukan ke Pakan Labuah, Temui Warga dan Mohon Doa Restu
    HUT Kabupaten Pasaman Ke-79, Anggota DPRD Pasaman Fadly Mimanda Putra Ucapkan Selamat

    Ikuti Kami